Banjir
Berita
Headline
Kota Mataram
NTB
"Setop, tidak boleh ada saling salah menyalahkan, karena musibah ini diluar kuasa manusia," kata Isvie saat meninjau SD Aisyiyah 2 Mataram yang masih terendam air banjir, Senin sore.
Dalam tinjauannya ini, Ketua DPRD NTB, Baiq Isvie Rupaeda langsung memerintahkan BPBD NTB untuk membawa mobil tangki dan mesin air untuk menyedot air yang masih menggenangi halaman dan ruang kelas, termasuk musholla milik organisasi Muhammadiyah tersebut.
Isvie mengatakan upaya yang dilakukan pemerintah daerah baik provinsi maupun Kota Mataram dalam mengatasi penanganan banjir di sejumlah wilayah sudah cukup optimal. Meski demikian perlu ada pembenahan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, termasuk juga oleh masyarakat di wilayahnya masing-masing.
"Perlu ada upaya penanganan semua pihak, perbaikan-perbaikan seperti drainase, pengerukan sungai akibat pendangkalan dan sampah. Jadi harus ada upaya revitalisasi," ucapnya.
Selain itu, kata Ketua DPRD, perlu juga ada koordinasi yang baik antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Kota Mataram.
"Disamping itu kami minta agar pemerintah segera mengeluarkan Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk membiayai pengeluaran darurat atau mendesak seperti bencana. Bila perlu juga ditambah," katanya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB melaporkan sebanyak 7.676 kepala keluarga atau setara 30.681 jiwa terdampak bencana banjir akibat hujan yang melanda Kota Mataram dan daerah sekitarnya.
Kepala BPBD NTB Ahmadi mengatakan, ada enam kecamatan di Kota Mataram yang terdampak banjir, yakni Sandubaya, Mataram, Cakranegara, Sekarbela, Selaparang, dan Ampenan.
"Korban luka-luka sebanyak 15 jiwa dan korban mengungsi ada 520 jiwa. Sedangkan, korban meninggal dunia dan korban hilang masih dalam proses pendataan," ujarnya.
Ahmadi menjelaskan, sungai-sungai yang mengalir di Kota Mataram meluap dan merendam pemukiman penduduk akibat hujan intensitas sedang hingga lebat pada Minggu (6/7) mulai pukul 14.00 Wita sampai sore.
"Peristiwa itu menyebabkan puluhan mobil terseret banjir, pohon tumbang, dan tembok keliling tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Sandubaya roboh ke arah jalan.
"Kondisi saat ini sudah kondusif. Tim gabungan bersama saat ini sedang melakukan pembersihan material sisa banjir," kata Ahmadi.
Banjir Mataram, Ketua DPRD Isvie Ajak Semua Elemen Setop Saling Menyalahkan
![]() |
Keterangan Foto: Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda tinjau banjir di SD Kota Mataram, Senin (7/7/2025). |
"Setop, tidak boleh ada saling salah menyalahkan, karena musibah ini diluar kuasa manusia," kata Isvie saat meninjau SD Aisyiyah 2 Mataram yang masih terendam air banjir, Senin sore.
Dalam tinjauannya ini, Ketua DPRD NTB, Baiq Isvie Rupaeda langsung memerintahkan BPBD NTB untuk membawa mobil tangki dan mesin air untuk menyedot air yang masih menggenangi halaman dan ruang kelas, termasuk musholla milik organisasi Muhammadiyah tersebut.
Isvie mengatakan upaya yang dilakukan pemerintah daerah baik provinsi maupun Kota Mataram dalam mengatasi penanganan banjir di sejumlah wilayah sudah cukup optimal. Meski demikian perlu ada pembenahan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, termasuk juga oleh masyarakat di wilayahnya masing-masing.
"Perlu ada upaya penanganan semua pihak, perbaikan-perbaikan seperti drainase, pengerukan sungai akibat pendangkalan dan sampah. Jadi harus ada upaya revitalisasi," ucapnya.
Selain itu, kata Ketua DPRD, perlu juga ada koordinasi yang baik antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Kota Mataram.
"Disamping itu kami minta agar pemerintah segera mengeluarkan Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk membiayai pengeluaran darurat atau mendesak seperti bencana. Bila perlu juga ditambah," katanya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB melaporkan sebanyak 7.676 kepala keluarga atau setara 30.681 jiwa terdampak bencana banjir akibat hujan yang melanda Kota Mataram dan daerah sekitarnya.
Kepala BPBD NTB Ahmadi mengatakan, ada enam kecamatan di Kota Mataram yang terdampak banjir, yakni Sandubaya, Mataram, Cakranegara, Sekarbela, Selaparang, dan Ampenan.
"Korban luka-luka sebanyak 15 jiwa dan korban mengungsi ada 520 jiwa. Sedangkan, korban meninggal dunia dan korban hilang masih dalam proses pendataan," ujarnya.
Ahmadi menjelaskan, sungai-sungai yang mengalir di Kota Mataram meluap dan merendam pemukiman penduduk akibat hujan intensitas sedang hingga lebat pada Minggu (6/7) mulai pukul 14.00 Wita sampai sore.
"Peristiwa itu menyebabkan puluhan mobil terseret banjir, pohon tumbang, dan tembok keliling tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Sandubaya roboh ke arah jalan.
"Kondisi saat ini sudah kondusif. Tim gabungan bersama saat ini sedang melakukan pembersihan material sisa banjir," kata Ahmadi.
Posting Komentar