Banjir
Berita
Headline
Kota Mataram
NTB
iteNTB- Sebanyak 16 warga di bawa ke rumah sakit akibat banjir yang melanda Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat pada Minggu (6/7).
"Informasi terakhir yang kami terima ada 16 warga yang dirujuk ke rumah sakit. Ini data sementara, kita akan perbaharui terus datanya," kata Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Hamzi Fikri di Mataram, Senin.
Ia mengatakan ke 16 warga yang harus di rujuk ke rumah sakit tersebut, karena mengidap sejumlah penyakit, sehingga memerlukan penagangan lebih lanjut di rumah sakit.
"Yang jelas dari banjir itu berdampak kesehatan, ada beberapa mengalami penyakit karena struk kita bawa rujukan ke rumah sakit, kalau penyakitnya masih ringan-ringan cukup kita tangani di puskesmas," ujarnya.
Hamzi menyampaikan dalam situasi seperti ini, pihaknya memfokuskan penanganan kedaruratan dulu.
"Semua fasilitas kesehatan (faskes) kita sejak kejadian sudah siap. Dibeberapa puskesmas dan rumah sakit. Dari kemarin malam kami sudah cek di daerah terdampak," terang mantan Ditektur RSUD Provinsi NTB ini.
Menurut Hamzi, justru yang perlu di antisipasi adalah pasca-banjir, karena biasanya penyakit yang menghinggapi warga adalah resiko penyakit barbasis lingkungan, seperti diare, ispa, penyakit kulit gatal-gatal akibat terpapar air yang tidak bersih.
"Bahkan yang kita antisipasi setelah banjir ini Demam Berdarah Dengue (DBD)," ujarnya.
Sementara untuk posko pengungsian seperti Asrama Haji NTB, di mana para lansia ditempatkan setekah di evakuasi dari Panti Jompo Dinas Sosial NTB saat terjadi banjir ada yang menderita sejumlah penyakit.
"Tadi setelah kami lakukan pemeriksaan dari sejumlah lansia yang di ungsikan di Asrama Haji ada yang menderita penyakit kronis, misalnya diabetes melitus sehingga perlu disuntik insulin, itu yang kita atensi," katanya.
"Kemudian dari aspek psikologisnya, mereka (lansia) ini banyak yang kaget, dan trauma, sehingga kemarin malam kita jaga tidurnya. Karena mereka ini termasuk kelompok-kelompok rentan," sambung Hamzi Fikri.
Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan pihaknya telah menyiagakan tim kesehatan untuk memantau kondisi warga yang terdampak di seluruh faskes yang ada, termasuk di posko pengungsian di Asrama Haji NTB dari RSUP NTB dan RSUD Kota Mataram.
"Saat ini tim kami sudah menyebar di seluruh wilayah yang terdampak, tindakan surveilans kita aktifkan dan penilaian di lapangan. Tim sudah bergerak dan apa hasilnya kami sedang menunggu datanya pasca-banjir ini," katanya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB melaporkan sebanyak 7.676 kepala keluarga atau setara 30.681 jiwa terdampak bencana banjir akibat hujan yang melanda Kota Mataram dan daerah sekitarnya.
Kepala BPBD NTB Ahmadi mengatakan, ada enam kecamatan di Kota Mataram yang terdampak banjir, yakni Sandubaya, Mataram, Cakranegara, Sekarbela, Selaparang, dan Ampenan.
"Korban luka-luka sebanyak 15 jiwa dan korban mengungsi ada 520 jiwa. Sedangkan, korban meninggal dunia dan korban hilang masih dalam proses pendataan," ujarnya.
Ahmadi menjelaskan, sungai-sungai yang mengalir di Kota Mataram meluap dan merendam pemukiman penduduk akibat hujan intensitas sedang hingga lebat pada Minggu (6/7) mulai pukul 14.00 Wita sampai sore.
"Peristiwa itu menyebabkan puluhan mobil terseret banjir, pohon tumbang, dan tembok keliling tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Sandubaya roboh ke arah jalan.
"Kondisi saat ini sudah kondusif. Tim gabungan bersama saat ini sedang melakukan pembersihan material sisa banjir," tandas Ahmadi.
16 Warga Dibawa ke Rumah Sakit Akibat Banjir Mataram
![]() |
Keterangan Foto: Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Lalu Hamzi Fikri. |
iteNTB- Sebanyak 16 warga di bawa ke rumah sakit akibat banjir yang melanda Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat pada Minggu (6/7).
"Informasi terakhir yang kami terima ada 16 warga yang dirujuk ke rumah sakit. Ini data sementara, kita akan perbaharui terus datanya," kata Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Hamzi Fikri di Mataram, Senin.
Ia mengatakan ke 16 warga yang harus di rujuk ke rumah sakit tersebut, karena mengidap sejumlah penyakit, sehingga memerlukan penagangan lebih lanjut di rumah sakit.
"Yang jelas dari banjir itu berdampak kesehatan, ada beberapa mengalami penyakit karena struk kita bawa rujukan ke rumah sakit, kalau penyakitnya masih ringan-ringan cukup kita tangani di puskesmas," ujarnya.
Hamzi menyampaikan dalam situasi seperti ini, pihaknya memfokuskan penanganan kedaruratan dulu.
"Semua fasilitas kesehatan (faskes) kita sejak kejadian sudah siap. Dibeberapa puskesmas dan rumah sakit. Dari kemarin malam kami sudah cek di daerah terdampak," terang mantan Ditektur RSUD Provinsi NTB ini.
Menurut Hamzi, justru yang perlu di antisipasi adalah pasca-banjir, karena biasanya penyakit yang menghinggapi warga adalah resiko penyakit barbasis lingkungan, seperti diare, ispa, penyakit kulit gatal-gatal akibat terpapar air yang tidak bersih.
"Bahkan yang kita antisipasi setelah banjir ini Demam Berdarah Dengue (DBD)," ujarnya.
Sementara untuk posko pengungsian seperti Asrama Haji NTB, di mana para lansia ditempatkan setekah di evakuasi dari Panti Jompo Dinas Sosial NTB saat terjadi banjir ada yang menderita sejumlah penyakit.
"Tadi setelah kami lakukan pemeriksaan dari sejumlah lansia yang di ungsikan di Asrama Haji ada yang menderita penyakit kronis, misalnya diabetes melitus sehingga perlu disuntik insulin, itu yang kita atensi," katanya.
"Kemudian dari aspek psikologisnya, mereka (lansia) ini banyak yang kaget, dan trauma, sehingga kemarin malam kita jaga tidurnya. Karena mereka ini termasuk kelompok-kelompok rentan," sambung Hamzi Fikri.
Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan pihaknya telah menyiagakan tim kesehatan untuk memantau kondisi warga yang terdampak di seluruh faskes yang ada, termasuk di posko pengungsian di Asrama Haji NTB dari RSUP NTB dan RSUD Kota Mataram.
"Saat ini tim kami sudah menyebar di seluruh wilayah yang terdampak, tindakan surveilans kita aktifkan dan penilaian di lapangan. Tim sudah bergerak dan apa hasilnya kami sedang menunggu datanya pasca-banjir ini," katanya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB melaporkan sebanyak 7.676 kepala keluarga atau setara 30.681 jiwa terdampak bencana banjir akibat hujan yang melanda Kota Mataram dan daerah sekitarnya.
Kepala BPBD NTB Ahmadi mengatakan, ada enam kecamatan di Kota Mataram yang terdampak banjir, yakni Sandubaya, Mataram, Cakranegara, Sekarbela, Selaparang, dan Ampenan.
"Korban luka-luka sebanyak 15 jiwa dan korban mengungsi ada 520 jiwa. Sedangkan, korban meninggal dunia dan korban hilang masih dalam proses pendataan," ujarnya.
Ahmadi menjelaskan, sungai-sungai yang mengalir di Kota Mataram meluap dan merendam pemukiman penduduk akibat hujan intensitas sedang hingga lebat pada Minggu (6/7) mulai pukul 14.00 Wita sampai sore.
"Peristiwa itu menyebabkan puluhan mobil terseret banjir, pohon tumbang, dan tembok keliling tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Sandubaya roboh ke arah jalan.
"Kondisi saat ini sudah kondusif. Tim gabungan bersama saat ini sedang melakukan pembersihan material sisa banjir," tandas Ahmadi.
Posting Komentar