Banjir
Berita
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal
Headline
Kota Mataram
iteNTB- Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhamad Iqbal mengungkapkan ada tiga masalah utama yang menyebabkan banjir melanda sejumlah wilayah di Kota Mataram pada Minggu (6/7) sore hingga malam.
Lalu Muhamad Iqbal menyebutkan tiga masalah utama itu, adalah pendangkalan sungai, sampah, dan jembatan-jembatan yang berada di sepanjang aliran sungai masih terlalu rendah.
"Banyak di antara sungai-sungai itu endapan tinggi. Contoh, saat tadi malam saya meninjau Kelurahan Kekalik yang keluar itu pasir semua dan lumpur," ujarnya didampingi Wakil Gubernur NTB, Indah Dhamayanti Putri saat meninjau sejumlah kantor-kantor OPD Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB yang masih tergenangi air di Majapahit Kota Mataram, Senin.
Selain persoalan pendangkalan sungai, menurut Lalu Muhamad Iqbal, banjir yang menggenangi Kota Mataram tersebut disebabkan banyaknya sampah yang terbawa aliran air sungai, sehingga menyebabkan aliran air sungai menjadi meluap dan menggenangi rumah-rumah warga dan perkantoran.
"Ini juga ada masalah sampah yang banyak di sungai, sehingga aliran air menjadi tersumbat," sebut Miq Iqbal sapaan karib Gubernur NTB.
Kemudian, lanjut Iqbal, adalah masalah jembatan. Banyak di antara jembatan-jembatan yang ada di aliran sungai masih terlalu pendek, sehingga ke depan perlu dirubah dengan ditinggikan posisinya.
"Jadi banyak sungai endapannya tinggi, sampah, dan kualitas jembatan. Jadi ada tiga masalah," terangnya.
Menurutnya, saat ini pihaknya belum bisa mengambil tindakan dan uapaya lebih lanjut untuk mengatasi persoalan banjir yang melanda wilayah Kota Mataram
"Kita belum buat seperti apa penilaiannya, karena kita masih tunggu hasil penilaian dari OPD yang saat ini masih bekerja di lapangan," ucap Miq Iqbal.
"Apalagi saat ini Pak Wali Kota masih keliling melakukan pemantauan di lapangan. Namun, setelah ini nanti kita akan rapat bersama seluruh OPD dan Pemerintah Kota Mataram untuk menentukan langkah kita ke depan mengatasi masalah banjir ini," sambungnya.
Disinggung terkait banyaknya drainase yang tidak berfungsi, Gubernur NTB Iqbal, menyatakan akan mrmbahas lebih lanjut bersama Wali Kota Mataram.
"Nanti ya, kita bahas bersama, karena tadi, kita sekarang belum bisa ambil kesimpulan apa-apa karena semua OPD masih bekerja dan masih bersih-bersih sisa banjir," katanya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB melaporkan sebanyak 7.676 kepala keluarga atau setara 30.681 jiwa terdampak bencana banjir akibat hujan yang melanda Kota Mataram dan daerah sekitarnya.
Kepala BPBD NTB Ahmadi mengatakan, ada enam kecamatan di Kota Mataram yang terdampak banjir, yakni Sandubaya, Mataram, Cakranegara, Sekarbela, Selaparang, dan Ampenan.
"Korban luka-luka sebanyak 15 jiwa dan korban mengungsi ada 520 jiwa. Sedangkan, korban meninggal dunia dan korban hilang masih dalam proses pendataan," ujarnya.
Ahmadi menjelaskan, sungai-sungai yang mengalir di Kota Mataram meluap dan merendam pemukiman penduduk akibat hujan intensitas sedang hingga lebat pada Minggu (6/7) mulai pukul 14.00 Wita sampai sore.
"Peristiwa itu menyebabkan puluhan mobil terseret banjir, pohon tumbang, dan tembok keliling tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Sandubaya roboh ke arah jalan.
"Kondisi saat ini sudah kondusif. Tim gabungan bersama saat ini sedang melakukan pembersihan material sisa banjir," tandas Ahmadi.
Gubernur NTB Sebut Tiga Masalah Utama Penyebab Banjir Mataram
![]() |
Keterangan Foto: Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal saat memantau kondisi banjir di Kota Mataram, Senin (7/7/2025). |
iteNTB- Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhamad Iqbal mengungkapkan ada tiga masalah utama yang menyebabkan banjir melanda sejumlah wilayah di Kota Mataram pada Minggu (6/7) sore hingga malam.
Lalu Muhamad Iqbal menyebutkan tiga masalah utama itu, adalah pendangkalan sungai, sampah, dan jembatan-jembatan yang berada di sepanjang aliran sungai masih terlalu rendah.
"Banyak di antara sungai-sungai itu endapan tinggi. Contoh, saat tadi malam saya meninjau Kelurahan Kekalik yang keluar itu pasir semua dan lumpur," ujarnya didampingi Wakil Gubernur NTB, Indah Dhamayanti Putri saat meninjau sejumlah kantor-kantor OPD Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB yang masih tergenangi air di Majapahit Kota Mataram, Senin.
Selain persoalan pendangkalan sungai, menurut Lalu Muhamad Iqbal, banjir yang menggenangi Kota Mataram tersebut disebabkan banyaknya sampah yang terbawa aliran air sungai, sehingga menyebabkan aliran air sungai menjadi meluap dan menggenangi rumah-rumah warga dan perkantoran.
"Ini juga ada masalah sampah yang banyak di sungai, sehingga aliran air menjadi tersumbat," sebut Miq Iqbal sapaan karib Gubernur NTB.
Kemudian, lanjut Iqbal, adalah masalah jembatan. Banyak di antara jembatan-jembatan yang ada di aliran sungai masih terlalu pendek, sehingga ke depan perlu dirubah dengan ditinggikan posisinya.
"Jadi banyak sungai endapannya tinggi, sampah, dan kualitas jembatan. Jadi ada tiga masalah," terangnya.
Menurutnya, saat ini pihaknya belum bisa mengambil tindakan dan uapaya lebih lanjut untuk mengatasi persoalan banjir yang melanda wilayah Kota Mataram
"Kita belum buat seperti apa penilaiannya, karena kita masih tunggu hasil penilaian dari OPD yang saat ini masih bekerja di lapangan," ucap Miq Iqbal.
"Apalagi saat ini Pak Wali Kota masih keliling melakukan pemantauan di lapangan. Namun, setelah ini nanti kita akan rapat bersama seluruh OPD dan Pemerintah Kota Mataram untuk menentukan langkah kita ke depan mengatasi masalah banjir ini," sambungnya.
Disinggung terkait banyaknya drainase yang tidak berfungsi, Gubernur NTB Iqbal, menyatakan akan mrmbahas lebih lanjut bersama Wali Kota Mataram.
"Nanti ya, kita bahas bersama, karena tadi, kita sekarang belum bisa ambil kesimpulan apa-apa karena semua OPD masih bekerja dan masih bersih-bersih sisa banjir," katanya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB melaporkan sebanyak 7.676 kepala keluarga atau setara 30.681 jiwa terdampak bencana banjir akibat hujan yang melanda Kota Mataram dan daerah sekitarnya.
Kepala BPBD NTB Ahmadi mengatakan, ada enam kecamatan di Kota Mataram yang terdampak banjir, yakni Sandubaya, Mataram, Cakranegara, Sekarbela, Selaparang, dan Ampenan.
"Korban luka-luka sebanyak 15 jiwa dan korban mengungsi ada 520 jiwa. Sedangkan, korban meninggal dunia dan korban hilang masih dalam proses pendataan," ujarnya.
Ahmadi menjelaskan, sungai-sungai yang mengalir di Kota Mataram meluap dan merendam pemukiman penduduk akibat hujan intensitas sedang hingga lebat pada Minggu (6/7) mulai pukul 14.00 Wita sampai sore.
"Peristiwa itu menyebabkan puluhan mobil terseret banjir, pohon tumbang, dan tembok keliling tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Sandubaya roboh ke arah jalan.
"Kondisi saat ini sudah kondusif. Tim gabungan bersama saat ini sedang melakukan pembersihan material sisa banjir," tandas Ahmadi.
Posting Komentar