Berita
Ekpnomi
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal
Headline
Pemprov NTB
iteNTB - Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Muhamad Iqbal berjanji segera mencarikan solusi untuk mengatasi anjloknya harga jagung petani di wilayah setempat.
"Saya janji mencarikan solusi untuk persoalan jagung yang disampaikan teman-teman dari masyarakat agribisnis jagung (MAJ)," katanya di Mataram, Kamis.
Dalam pertemuan tersebut, Iqbal, menyampaikan situasi petani jagung, dalam waktu dekat akan mengalami panen raya, produksinya lebih besar daripada produksi pada periode yang sama tahun 2024 lalu.
"Lebih dari 1 juta ton produksi kita tahun ini," bebernya.
Ia mengakui kemampuan Bulog menyerap di NTB sekitar 78 ribu ton dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp5.500. Sedangkan dari swasta kesulitan membeli dengan HPP.
"Karena mahalnya ongkos transpostasi dan kesediaan pabrik pakan membeli di bawah harga tersebut di Pulau Jawa," ucapnya.
Meski demikian Ayah dua putra ini optimis, dapat segera menemukan solusi untuk para petani jagung. Ia pun telah berbicara dengan sejumlah pihak.
"Doakan segera ada solusi. Di awal ini memang banyak masalah yang harus diselesaikan," pintanya.
Sebelumnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB mendesak Bulog untuk segera membeli jagung petani setempat menyusul anjloknya harga jagung.
Ketua Komisi II Bidang Perekonomian DPRD NTB, Lalu Pelita Putra mengaku sangat menyayangkan sikap Bulog yang belum juga menyerap jagung petani setempat.
"Bulog belum melakukan pembelian jagung dengan alasan gudang penuh. Padahal janji Presiden dan Menteri Perdagangan, Bulog akan menyerap hasil panen petani," kata Pelita.
Menurutnya tidak diserapnya jagung oleh Bulog ini menambah penderitaan petani di NTB. Sebab, sejak panen raya dilakukan pada awal April ini harga jagung di tingkat petani anjlok, hanya berkisar antara Rp4.200 hingga Rp4.300 per kilogram, jauh di bawah HPP, yakni Rp5.500 per kilogram.
Akibat anjloknya harga jagung ini, sangat dikeluhkan para petani jagung di NTB, karena merasa dirugikan dengan harga pasar sangat rendah, sementara biaya produksi sangat tinggi.
Gubernur Iqbal Janji Carikan Solusi Anjloknya Harga Jagung di NTB
![]() |
Keterangan Foto: Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Muhamad Iqbal. |
iteNTB - Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Muhamad Iqbal berjanji segera mencarikan solusi untuk mengatasi anjloknya harga jagung petani di wilayah setempat.
"Saya janji mencarikan solusi untuk persoalan jagung yang disampaikan teman-teman dari masyarakat agribisnis jagung (MAJ)," katanya di Mataram, Kamis.
Dalam pertemuan tersebut, Iqbal, menyampaikan situasi petani jagung, dalam waktu dekat akan mengalami panen raya, produksinya lebih besar daripada produksi pada periode yang sama tahun 2024 lalu.
"Lebih dari 1 juta ton produksi kita tahun ini," bebernya.
Ia mengakui kemampuan Bulog menyerap di NTB sekitar 78 ribu ton dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp5.500. Sedangkan dari swasta kesulitan membeli dengan HPP.
"Karena mahalnya ongkos transpostasi dan kesediaan pabrik pakan membeli di bawah harga tersebut di Pulau Jawa," ucapnya.
Meski demikian Ayah dua putra ini optimis, dapat segera menemukan solusi untuk para petani jagung. Ia pun telah berbicara dengan sejumlah pihak.
"Doakan segera ada solusi. Di awal ini memang banyak masalah yang harus diselesaikan," pintanya.
Sebelumnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB mendesak Bulog untuk segera membeli jagung petani setempat menyusul anjloknya harga jagung.
Ketua Komisi II Bidang Perekonomian DPRD NTB, Lalu Pelita Putra mengaku sangat menyayangkan sikap Bulog yang belum juga menyerap jagung petani setempat.
"Bulog belum melakukan pembelian jagung dengan alasan gudang penuh. Padahal janji Presiden dan Menteri Perdagangan, Bulog akan menyerap hasil panen petani," kata Pelita.
Menurutnya tidak diserapnya jagung oleh Bulog ini menambah penderitaan petani di NTB. Sebab, sejak panen raya dilakukan pada awal April ini harga jagung di tingkat petani anjlok, hanya berkisar antara Rp4.200 hingga Rp4.300 per kilogram, jauh di bawah HPP, yakni Rp5.500 per kilogram.
Akibat anjloknya harga jagung ini, sangat dikeluhkan para petani jagung di NTB, karena merasa dirugikan dengan harga pasar sangat rendah, sementara biaya produksi sangat tinggi.
"Kalau pemerintah tak bisa bantu petani, lebih baik beri imbauan agar mereka tak menanam jagung. Jangan beri harapan," katanya.- Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Muhamad Iqbal berjanji segera mencarikan solusi untuk mengatasi anjloknya harga jagung petani di wilayah setempat.
"Saya janji mencarikan solusi untuk persoalan jagung yang disampaikan teman-teman dari masyarakat agribisnis jagung (MAJ)," katanya di Mataram, Kamis.
Dalam pertemuan tersebut, kata Iqbal, menyampaikan situasi petani jagung, dalam waktu dekat akan mengalami panen raya, produksinya lebih besar daripada produksi pada periode yang sama tahun 2024 lalu.
"Lebih dari 1 juta ton produksi kita tahun ini," bebernya.
Ia mengakui kemampuan Bulog menyerap di NTB sekitar 78 ribu ton dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp5.500. Sedangkan dari swasta kesulitan membeli dengan HPP.
"Karena mahalnya ongkos transpostasi dan kesediaan pabrik pakan membeli di bawah harga tersebut di Pulau Jawa," ucapnya.
Meski demikian Ayah dua putra ini optimis, dapat segera menemukan solusi untuk para petani jagung. Ia pun telah berbicara dengan sejumlah pihak.
"Doakan segera ada solusi. Di awal ini memang banyak masalah yang harus diselesaikan," pintanya.
Sebelumnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB mendesak Bulog untuk segera membeli jagung petani setempat menyusul anjloknya harga jagung.
Ketua Komisi II Bidang Perekonomian DPRD NTB, Lalu Pelita Putra mengaku sangat menyayangkan sikap Bulog yang belum juga menyerap jagung petani setempat.
"Bulog belum melakukan pembelian jagung dengan alasan gudang penuh. Padahal janji Presiden dan Menteri Perdagangan, Bulog akan menyerap hasil panen petani," kata Pelita.
Menurutnya tidak diserapnya jagung oleh Bulog ini menambah penderitaan petani di NTB. Sebab, sejak panen raya dilakukan pada awal April ini harga jagung di tingkat petani anjlok, hanya berkisar antara Rp4.200 hingga Rp4.300 per kilogram, jauh di bawah HPP, yakni Rp5.500 per kilogram.
Akibat anjloknya harga jagung ini, sangat dikeluhkan para petani jagung di NTB, karena merasa dirugikan dengan harga pasar sangat rendah, sementara biaya produksi sangat tinggi.
"Kalau pemerintah tak bisa bantu petani, lebih baik beri imbauan agar mereka tak menanam jagung. Jangan beri harapan," katanya.
"Saya janji mencarikan solusi untuk persoalan jagung yang disampaikan teman-teman dari masyarakat agribisnis jagung (MAJ)," katanya di Mataram, Kamis.
Dalam pertemuan tersebut, kata Iqbal, menyampaikan situasi petani jagung, dalam waktu dekat akan mengalami panen raya, produksinya lebih besar daripada produksi pada periode yang sama tahun 2024 lalu.
"Lebih dari 1 juta ton produksi kita tahun ini," bebernya.
Ia mengakui kemampuan Bulog menyerap di NTB sekitar 78 ribu ton dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp5.500. Sedangkan dari swasta kesulitan membeli dengan HPP.
"Karena mahalnya ongkos transpostasi dan kesediaan pabrik pakan membeli di bawah harga tersebut di Pulau Jawa," ucapnya.
Meski demikian Ayah dua putra ini optimis, dapat segera menemukan solusi untuk para petani jagung. Ia pun telah berbicara dengan sejumlah pihak.
"Doakan segera ada solusi. Di awal ini memang banyak masalah yang harus diselesaikan," pintanya.
Sebelumnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB mendesak Bulog untuk segera membeli jagung petani setempat menyusul anjloknya harga jagung.
Ketua Komisi II Bidang Perekonomian DPRD NTB, Lalu Pelita Putra mengaku sangat menyayangkan sikap Bulog yang belum juga menyerap jagung petani setempat.
"Bulog belum melakukan pembelian jagung dengan alasan gudang penuh. Padahal janji Presiden dan Menteri Perdagangan, Bulog akan menyerap hasil panen petani," kata Pelita.
Menurutnya tidak diserapnya jagung oleh Bulog ini menambah penderitaan petani di NTB. Sebab, sejak panen raya dilakukan pada awal April ini harga jagung di tingkat petani anjlok, hanya berkisar antara Rp4.200 hingga Rp4.300 per kilogram, jauh di bawah HPP, yakni Rp5.500 per kilogram.
Akibat anjloknya harga jagung ini, sangat dikeluhkan para petani jagung di NTB, karena merasa dirugikan dengan harga pasar sangat rendah, sementara biaya produksi sangat tinggi.
"Kalau pemerintah tak bisa bantu petani, lebih baik beri imbauan agar mereka tak menanam jagung. Jangan beri harapan," katanya.
Posting Komentar