Berita
Bupati Lombok Timur Haerul Warisin
Headline
Lombok Tengah
Lombok Timur
NTB
Teluk Ekas
Video Viral Bupati Lombok Timur
iteNTB- Dinas Pariwisata (Dispar) Nusa Tenggara Barat menilai Bupati Lombok Timur Haerul Warisin yang diduga mengusir sejumlah surf guide (pemandu selancar) yang sedang membawa wisatawan di Pantai Ekas Lombok Timur tindakan tidak elok karena akan berdampak pada citra pariwisata setempat.
Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Pariwisata NTB, Mawardi mengaku sangat menyayangkan kejadian pengusiran yang dilakukan Bupati Lombok Timur itu.
"Kita sangat menyayangkan ada kejadian seperti ini," ujarnya di Mataram, Rabu.
Mawardi mengatakan pengusiran boatman yang sedang membawa wisatawan tersebut tidak elok, terlebih dilakukan oleh seorang bupati. Hal ini tentu berdampak bisa merusak citra pariwisata NTB.
Semestinya kata Mawardi, Bupati memanggil dan melakukan dialog apabila menemukan adanya kesalahan yang dilakukan oleh guide atau boatman.
"Seharusnya dilakukan dengan cara dialog mengundang pihak-pihak yang terkait untuk menemukan solusi, ini bisa merusak citra pariwisata NTB. Kami tidak pernah menerima laporan selama ini dan Dinas Pariwisata NTB juga mengetahui lewat media-media sosial yang bersleweran," terang Mawardi.
Menurut dia, pihaknya akan turun ke lokasi untuk mendapatkan informasi utuh terkait peristiwa pengusiran tersebut.
Selain itu, pihaknya juga akan menggelar dialog dengan pengelola Pantai Ekas, Dinas Pariwisata Lombok Tengah dan Dinas Pariwisata Lombok Timur.
"Insya Allah besok Kamis (18/6) kami akan turun ke lapangan menemui pengelola pantai Ekas untuk meminta keterangan dan kronologi kejadian, kami akan segera ke pihak Lombok Tengah juga, di harapkan ada titik temu persoalan sehingga nanti kami akan mengumpulkan mereka (pengelola ekas dan Lombok Tengah) bersama dengan Dinas Pariwisata Lombok Timur dan Lombok Tengah," ujar Mawardi.
Mawardi berharap dengan adanya dialog dan pertemuan semua pihak akan menemukan solusi serta adanya regulasi kesepakatan bersama sehingga peristiwa serupa tidak terjadi lagi.
"Diharapkan ada kebijakan dan regulasi yang disepakati bersama nantinya sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi," ucap Mawardi.
Ia pun berharap dengan kondisi pariwisata lesu seperti ini tidak ada kejadian yang membuat wisatawan merasa tidak nyaman. Andaipun ada persoalan Mawardi mengimbau agar diselesaikan secara dialog.
"Kita harus memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh wisatawan ketika berlibur di NTB, membangun citra pariwisata yang positif untuk keberlangsungan wisata NTB. Citra pariwisata yang baik dibangun dari fondasi yang kuat, komitmen terhadap keberlanjutan, kenyamanan, keamanan dan pengalaman autentik," katanya.
Sebelumnya Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, angkat bicara terkait viralnya video dugaan pengusiran wisatawan yang dibawa oleh sejumlah pemandu selancar (surf guide) asal Lombok Tengah ke wilayah perairan Teluk Ekas, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur pada Selasa (17/6).
"Jadi saya melihat di WhattsApp grup, kemudian di Facebook, tanggapan orang-orang plus minuslah, itu hal biasa lah. Karena bagaimana pun tujuan baik dan segala macam perubahan yang kita lakukan pasti ada resikonya. Artinya tidak selamanya perbuatan baik yang kita lakukan akan baik-baik ditangapi oleh orang-orang, terutama yang kurang memahami," ujarnya melalui rekaman video yang diterima wartawan di Mataram.
Namun demikian, kata Warisin, apa yang dilakukannya tersebut semata-mata untuk melindungi pelaku wisata dan masyarakat setempat. Karena dirinya banyak menerima keluhan dari pelaku wisata setempat, termasuk tamu yang menginap di kawasan Ekas, tidak bisa menikmati aktivitas selancar akibat dominasi wisatawan yang datang dari luar Kabupaten Lombok Timur.
Atas harapan masyarakat dan pelaku wisata tersebit, dirinya mengambil langkah bahwa surf guide dari luar daerah, khususnya dari Lombok Tengah, untuk tidak membawa tamu ke Ekas kecuali para wisatawan tersebut menginap di hotel-hotel yang berada di Lombok Timur.
"Tamu kita sendiri tidak kebagian ombak, hanya jadi penonton. Malah dikuasai orang luar. Ini tentu tidak adil. Jadi kami tidak melarang, kami ingin supaya kawasan itu tertib," tegas Warisin.
Oleh karena itu, melalui kebijakan tersebut diharapkan dapat mengembalikan hak pelaku usaha lokal, sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata dan menyejahterakan masyarakat setempat.
"Kita ingin hak pelaku usaha lokal dikembalikan. Ekas harus memberi manfaat bagi masyarakat Lombok Timur," katanya.
Tindakan Bupati Lombok Timur "Usir" Surf Guide Bisa Rusak Citra Pariwisata NTB
![]() |
Keterangan Foto: Kabid Kelembagaan Dispar NTB, Mawardi. |
iteNTB- Dinas Pariwisata (Dispar) Nusa Tenggara Barat menilai Bupati Lombok Timur Haerul Warisin yang diduga mengusir sejumlah surf guide (pemandu selancar) yang sedang membawa wisatawan di Pantai Ekas Lombok Timur tindakan tidak elok karena akan berdampak pada citra pariwisata setempat.
Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Pariwisata NTB, Mawardi mengaku sangat menyayangkan kejadian pengusiran yang dilakukan Bupati Lombok Timur itu.
"Kita sangat menyayangkan ada kejadian seperti ini," ujarnya di Mataram, Rabu.
Mawardi mengatakan pengusiran boatman yang sedang membawa wisatawan tersebut tidak elok, terlebih dilakukan oleh seorang bupati. Hal ini tentu berdampak bisa merusak citra pariwisata NTB.
Semestinya kata Mawardi, Bupati memanggil dan melakukan dialog apabila menemukan adanya kesalahan yang dilakukan oleh guide atau boatman.
"Seharusnya dilakukan dengan cara dialog mengundang pihak-pihak yang terkait untuk menemukan solusi, ini bisa merusak citra pariwisata NTB. Kami tidak pernah menerima laporan selama ini dan Dinas Pariwisata NTB juga mengetahui lewat media-media sosial yang bersleweran," terang Mawardi.
Menurut dia, pihaknya akan turun ke lokasi untuk mendapatkan informasi utuh terkait peristiwa pengusiran tersebut.
Selain itu, pihaknya juga akan menggelar dialog dengan pengelola Pantai Ekas, Dinas Pariwisata Lombok Tengah dan Dinas Pariwisata Lombok Timur.
"Insya Allah besok Kamis (18/6) kami akan turun ke lapangan menemui pengelola pantai Ekas untuk meminta keterangan dan kronologi kejadian, kami akan segera ke pihak Lombok Tengah juga, di harapkan ada titik temu persoalan sehingga nanti kami akan mengumpulkan mereka (pengelola ekas dan Lombok Tengah) bersama dengan Dinas Pariwisata Lombok Timur dan Lombok Tengah," ujar Mawardi.
Mawardi berharap dengan adanya dialog dan pertemuan semua pihak akan menemukan solusi serta adanya regulasi kesepakatan bersama sehingga peristiwa serupa tidak terjadi lagi.
"Diharapkan ada kebijakan dan regulasi yang disepakati bersama nantinya sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi," ucap Mawardi.
Ia pun berharap dengan kondisi pariwisata lesu seperti ini tidak ada kejadian yang membuat wisatawan merasa tidak nyaman. Andaipun ada persoalan Mawardi mengimbau agar diselesaikan secara dialog.
"Kita harus memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh wisatawan ketika berlibur di NTB, membangun citra pariwisata yang positif untuk keberlangsungan wisata NTB. Citra pariwisata yang baik dibangun dari fondasi yang kuat, komitmen terhadap keberlanjutan, kenyamanan, keamanan dan pengalaman autentik," katanya.
Sebelumnya Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, angkat bicara terkait viralnya video dugaan pengusiran wisatawan yang dibawa oleh sejumlah pemandu selancar (surf guide) asal Lombok Tengah ke wilayah perairan Teluk Ekas, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur pada Selasa (17/6).
"Jadi saya melihat di WhattsApp grup, kemudian di Facebook, tanggapan orang-orang plus minuslah, itu hal biasa lah. Karena bagaimana pun tujuan baik dan segala macam perubahan yang kita lakukan pasti ada resikonya. Artinya tidak selamanya perbuatan baik yang kita lakukan akan baik-baik ditangapi oleh orang-orang, terutama yang kurang memahami," ujarnya melalui rekaman video yang diterima wartawan di Mataram.
Namun demikian, kata Warisin, apa yang dilakukannya tersebut semata-mata untuk melindungi pelaku wisata dan masyarakat setempat. Karena dirinya banyak menerima keluhan dari pelaku wisata setempat, termasuk tamu yang menginap di kawasan Ekas, tidak bisa menikmati aktivitas selancar akibat dominasi wisatawan yang datang dari luar Kabupaten Lombok Timur.
Atas harapan masyarakat dan pelaku wisata tersebit, dirinya mengambil langkah bahwa surf guide dari luar daerah, khususnya dari Lombok Tengah, untuk tidak membawa tamu ke Ekas kecuali para wisatawan tersebut menginap di hotel-hotel yang berada di Lombok Timur.
"Tamu kita sendiri tidak kebagian ombak, hanya jadi penonton. Malah dikuasai orang luar. Ini tentu tidak adil. Jadi kami tidak melarang, kami ingin supaya kawasan itu tertib," tegas Warisin.
Oleh karena itu, melalui kebijakan tersebut diharapkan dapat mengembalikan hak pelaku usaha lokal, sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata dan menyejahterakan masyarakat setempat.
"Kita ingin hak pelaku usaha lokal dikembalikan. Ekas harus memberi manfaat bagi masyarakat Lombok Timur," katanya.
Posting Komentar